INFO INDONESIA. MATARAM - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah menghadiri Kuliah Umum Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto di Auditorium Kampus II UIN Mataram, Senin (13/3/2023).
Zulkieflimansyah mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto yang mau hadir di UIN Mataram untuk memberikan sumbangsih pemikirannya.
“Gubernur Lemhanas RI ini adalah seorang pemikir sejak dikampus karena satu angkatan di UI,” kata Bang Zul sapaan akrab orang nomor satu di NTB ini.
Karena itu lanjut Bang Zul, diharapkan kedepannya lebih banyak lagi talenta-talenta hebat dari NTB diberikan kesempatan untuk mencicipi Lemhanas. Karena lembaga tersebut menurut dia adalah kawah candradimuka yang luar biasa, untuk menghasilkan pemimpin yang baik di masa yang akan datang.
Baca Juga: Wagub NTB Harap Kerja Sama dengan Malaysia Makin Luas
Sementara itu, dalam kuliah umum disampaikan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, dia mengakui dirinya baru pertama kalinya datang berkunjung ke kampus UIN Mataram. Dirinya menjelaskan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sedang mempersiapkan Pemilu 2024.
"Pemilu 2024 adalah pelaksanaan demokrasi yang ke-6. Butuh satu kali lagi yaitu pemilu 2029, jika kita berhasil melaksanakan pemilu 7 kali berturut-turut maka Indonesia akan menjelma menjadi negara demokrasi yang matang," jelasnya.
Disebutkan pula saat ini, ada 40 negara demokrasi yang matang dari 191 negara di dunia. Jika tidak ada yang mendahului, maka Indonesia nantinya akan menjadi negara demokrasi yang matang ke-41.
“Pada 2029 ini, konsolidasi demokrasi kita dianggap tuntas. Lalu di 2034 demokrasi (Indonesia) akan matang,” ujar Gubernur Lemhannas RI.
Mencermati hal itu, dia menegaskan bahwa mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut akan melihat dan mengawal bagaimana konsolidasi demokrasi dilakukan pada 2024 dan 2029 untuk mencapai demokrasi matang pada 2034. Jika berhasil mencapai demokrasi matang pada 2034.
Di sisi lain, tantangan terbesar yang dihadapi adalah adanya tren kemunduran demokrasi, atau regresi demokrasi yang terjadi pada 2019 sampai 2022.
“Ada tren regresi demokrasi, menariknya regresi demokrasi ini terjadi di negara-negara yang demokrasinya sudah matang,” tutur Gubernur Lemhannas RI.
Baca Juga: Mendagri Legalkan Pembelahan Masyarakat Demi Jalankan Sistem Demokrasi
Skor demokrasi Indonesia juga cenderung mengalami regresi, terutama pada 3 indeks, yakni indeks budaya politik, indeks partisipasi publik, dan indeks kebebasan berpendapat.
“Kita harus betul-betul mewaspadai tren regresi demokrasi ini,” pungkas
Artikel Terkait
Dukung Muhaimin Iskandar Presiden 2024, Syafii Efendi Kenalkan Gerakan Semangat Baru NTB
Wujudkan NTB Sebagai Pusat Fesyen Muslim di Tanah Air
Buruan Daftar! Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Siapkan Ratusan Beasiswa
Distribusikan Uang Rupiah Layak Edar Sampai Pulau Terluar, Bank Indonesia NTB Kerja Sama Bareng TNI AL