Dibutuhkan Pola Pikir Negara Maju untuk Membangun IKN

INFO INDONESIA. TABALONG - Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan upaya pemerintah mengubah pola pikir dan cara kerja melayani masyarakat menjadi lebih baik dan cepat. Sebab, tanpa upaya tersebut, Jokowi menilai Indonesia bakal terus menjadi negara berkembang.

"Lebih dari 70 tahun terus hanya menjadi negara berkembang karena tidak berani mengubah dirinya. Mengubah SDM-nya dengan cara-cara kerja baru dan bekerja keras mengubah pola pikir, itu yang diperlukan," ujar Jokowi di Tabalong, Kalimantan Selatan, Jumat (17/3/2023).

Jokowi menyebut persaingan antarnegara saat ini sangat ketat dan tidak mudah. Bahkan, persaingan itu terjadi dalam perebutan investor.

Menurut Jokowi, Indonesia bakal kalah dalam persaingan tersebut jika terus menggunakan pola pikir negara berkembang. Ia mencontohkan salah satu dampak positif berpikir dengan cara negara maju, yaitu pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa melampaui negara lainnya saat krisis akibat pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 kemarin negara-negara lain terpuruk, kita bisa tumbuh 5,3 persen. Negara-negara lain masih bingung menyelesaikan Covid-19," ucap Jokowi.

Baca Juga: Optimalkan Perdagangan Karbon, Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi 2023 Bisa Lebih Dari 5,3 Persen

Jokowi menyebut salah satu tujuan pembangun IKN di Kalimantan agar pertumbuhan ekonomi menjadi merata. Menurut Jokowi, dari 280 juta populasi masyarakat Indonesia, sebanyak 150 juta lebih tinggal di Pulau Jawa.

"Padahal kita memiliki 17 ribu pulau. Kemudian yang namanya PDB ekonomi, artinya ekonomi perputaran uang itu 58 persen ada di Pulau Jawa, terus 17 ribu pulau yang lain dapat apa?" kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan gagasan pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan sudah ada sejak Presiden Soekarno. Tapi, rencana itu tidak pernah terealissasi hingga saat ini mulai berjalan. Jokowi menyebut dalam 10-15 tahun ke depan IKN bakal selesai dibangun di Kalimantan.

IKNBaca Juga: IKN akan Jadi Pusat Perubahan Kebudayaan dan Peradaban