INFO INDONESIA. SAMARINDA - Badan Pangan Nasional mencatat prevalensi kekurangan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment/PoU) di Kalimantan Timur berada di angka 16 persen.
Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama dan Humas Badan Pangan Nasional, Risfaheri, menyebut angka prevalensi kekurangan konsumsi pangan tersebut membawa Kalimantan Timur sebagai wilayah dengan kekurangan konsumsi pangan yang cukup tinggi di Indonesia.
"Padahal, rata-rata nasional itu 10 persen. Jadi, di Kalimantan Timur masih tinggi tingkat masyarakat yang kekurangan kalori," kata Risfaheri, Jumat (17/3/2023).
Hal yang sama juga terlihat dari tingkat Pola Pangan Harapan (PPH) di Kalimantan Timur.
Risfaheri mengungkapkan, pemenuhan PPH di Kalimantan Timur berada di angka 85 kalori per kapita per hari. Padahal, rata-rata nasional berada di angka 92 kalori per kapita per hari.
Baca Juga: Bappeda Kalimantan Timur Prediksi APBD 2024 Turun Jadi Rp16,72 Triliun
Dari data tersebut menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat Kalimantan Timur harus ditingkatkan lagi, terutama dalam pemenuhan gizi yang seimbang dalam hal kalori, baik itu protein ataupun karbohidratnya.
"Karena makan itu kan kita tidak hanya kenyang ya, tapi harus ada manfaatnya bagi tubuh, serta cukup kelengkapan gizinya. Kita harus melihat, kalaupun kita kenyang, apakah makanan itu sudah memenuhi kebutuhan gizi untuk tubuh atau tidak. Nah itu akan terlihat dari data PPH dan POU tadi," ungkapnya.
Merespons informasi dari Badan Pangan Nasional, Sekretaris Daerah Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, mengatakan, pihaknya akan melihat lebih rinci mengenai data PoU dan PPH itu. Sebab, saat ini, Kalimantan Timur belum mencapai angka yang lebih baik. Padahal, jika dinilai dari pendapatan per kapita, Kalimantan Timur menempati nomor tiga nasional.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah OICCA 2023, Kalimantan Timur Bangun Komunikasi Intens dengan Kemenpora
"Indeks gizi kita juga tidak terlalu buruk. Kami ingin tahu di mana kesalahannya, apakah pola konsumsi kita selama ini yang keliru, sehingga belum bisa mencapai angka yang lebih baik," ujar Sri Wahyuni, Sabtu (18/3/2023).
Sri Wahyuni menambahkan, pihaknya akan menindaklanjuti data yang disampaikan Badan Pangan Nasional tersebut mengingat hal ini sangat penting untuk perkembangan sumber daya manusia (SDM) Kalimantan Timur di masa yang akan datang.
"Ini akan menjadi catatan kita nanti untuk segera ditindaklanjuti," pungkasnya. (Achmad Tirta Wahyuda)
Artikel Terkait
11 Tahun Warga Menanti Ganti Rugi, Pemprov Kalimantan Timur Segera Ukur Lahan Jalan Ring Road II Samarinda
International Women's Day di Kalimantan Timur, Mahasiswa Samarinda: Kita Butuh Ruang Aman
Berharap Investasi Makin Meningkat Dengan Revisi RTRW Kalimantan Timur
11 Desa di Kutai Barat Belum Teraliri Listrik, Hadi Mulyadi Minta Perusahaan di Kalimantan Timur Beri Bantuan