INFO INDONESIA. SAMARINDA – Capaian realisasi investasi di Kaltim pada 2023 ditargetkan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Timur pada tahun ini, menargetkan realisasi investasi menembus angka Rp60 triliun.
Target realisasi yang dipatok ini bukan tanpa dasar. Melainkan, berkaca dari capaian pada 2022 lalu yang tercatat sebesar Rp57,76 triliun. Melebihi dari target realisasi pada tahun yang sama sebesar Rp54 triliun.
“Kita optimis (capaian realisasi 2023) meningkat, karena 2022 kita bisa mendapatkan capaian investasi melebihi target. 2023 target kita membawa investasi ke Kaltim sekitar Rp60 triliun,” kata Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto.
Baca Juga: Kelebihan Emisi Karbon, Kaltim akan Lelang Ulang agar Lebih Cuan
Jika capaian realisasi yang dipatok tersebut tercapai, lanjut Puguh, maka akan menimbulkan efek ganda pada roda perekonomian Kaltim. Salah satunya peningkatan peluang angkatan kerja.
Puguh memaparkan, pada 2020 lalu, setidaknya ada delapan calon investor dari luar negeri yang melirik Benua Etam. Bahkan telah melakukan kunjungan. Para investor itu berasal dari Jepang, Australia, Singapura, Korea Selatan, Finlandia, China dan Malaysia.
“Lembaga dan perusahaan asing yang berminat berinvestasi di Kaltim itu, sudah bertemu jajaran Pemprov Kaltim dan melihat langsung lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Sejak Juni 2022 hingga 12 Desember 2022. Mereka melihat peluang usaha di Kaltim, pasca IKN pindah ke Kaltim,” ungkapnya.
Baca Juga: PLTS Dibangun di Tiga Desa di Kaltim Tahun Ini
Puguh menyebut, bidang usaha yang diincar investor asing tersebut sangat beragam. Mulai dari infrastruktur, konstruksi, energi, pariwisata, waste management, retail, property, perdagangan otomotif, mall, dan hilirisasi industri.
“Investasi dari Jepang bahkan dikawal langsung oleh Kementerian Investasi/BKPM, JETRO, dan JICA,” ujar Puguh.
Sementara itu, investor dari Australia menyampaikan minat berinvestasi dan melanjutkan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur ramah lingkungan di IKN. Teknologi ramah lingkungan, revitalisasi hubungan dagang dan investasi ini dalam rangka meningkatkan perekonomian Australia-Indonesia. Serta memfasilitasi pengusaha Kaltim dan Australia meningkatkan perdagangan kedua negara.
Di lain pihak, calon investor dari China berminat berinvestasi di bidang transportasi, hilirisasi produk industri, dan perdagangan
Sejauh ini, Songgoritty Group merupakan investor yang telah berminat berinvestasi di Kaltim. Perusahaan yang sudah berbisnis di banyak negara itu menawarkan rencana investasi jangka panjang yang disebutnya sangat prospektif, unggul dan ramah lingkungan.
Tepatnya pada sektor pengolahan limbah kayu industri daur ulang untuk bahan rumah atau bagunan tahan gempa. Jika rencana ini terealisasi, dalam waktu 10 tahun, mereka akan menyiapkan investasi sebesar Rp75 triliun di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur.
Artikel Terkait
Berharap Investasi Makin Meningkat Dengan Revisi RTRW Kalimantan Timur
Terima Hasil Laporan Reses DPRD Kaltim, Pemprov akan Segera Respons Aspirasi Masyarakat
Perkuat Kerja Sama Investasi dengan Arab Saudi