Presiden Jokowi Tegaskan Hilirisasi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

- Rabu, 1 Februari 2023 | 06:30 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri puncak perayaan HUT ke-8 PSI di Jakarta, Selasa (31/1/2023). (Twitter @psi_id)
Presiden Jokowi saat menghadiri puncak perayaan HUT ke-8 PSI di Jakarta, Selasa (31/1/2023). (Twitter @psi_id)

INFO INDONESIA. JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut kebijakan hilirisasi industri menjadi kunci bagi Indonesia untuk menghindari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Menurutnya, hilirisasi industri tersebut merupakan strategi besar yang tengah dirancang pemerintahannya guna membangun ekosistem yang akan membuat negara-negara besar bergantung kepada Indonesia.

Presiden Jokowi menyebut, middle income trap banyak ditemui di negara-negara kawasan Amerika Latin, yang sudah menjadi negara berkembang sejak medio 1950-1960, tetapi hingga saat ini terjebak di level yang sama.


"Saya enggak usah sebut nama negaranya. Saya pelajari ini ada apa? Kenapa seperti ini? Kenapa semua negara di sana jadi seperti itu? Itu yang namanya terjebak dalam negara pendapatan menengah, middle income trap. Karena apa? Mereka tidak menawarkan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh negara lain," kata Presiden Jokowi saat menghadiri puncak perayaan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga: Investasi 2022 Melewati Target, Bahlil Sebut Pembangunan Sudah Indonesia Sentris


Kepala Negara menegaskan, agar tidak terjebak nasib serupa, Indonesia bisa mempelajari pengalaman sejumlah negara yang bisa melakukan lompatan hingga membuat negara-negara besar mengalami ketergantungan, yakni Korea Selatan dan Taiwan.

Negeri Ginseng melakukan lompatan lewat kemampuan membuat komponen-komponen digital yang dibutuhkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Sedangkan, Taiwan melakukannya lewat kemampuan memproduksi chip.

“Dia (Taiwan, Red) bisa bikin namanya chip yang semua perusahaan besar yang berkaitan dengan itu tergantung pada dia. Beli semuanya harus ke dia. Ada ketergantungan negara lain ke Taiwan," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Isu Presiden Jokowi Bakal Reshuffle, Airlangga : Tunggu Hari Rabu

Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia punya peluang untuk menciptakan kondisi serupa lewat kekayaan alam yang ada di Tanah Air yang sangat penting dalam kebutuhan pembuatan baterai kendaraan listrik.

"Itu ada komponen dari nikel, tembaga, timah. Di situ ada komponen bauksit yang semuanya harus disatukan, integrasikan, sehingga muncul EV-battery dan babak selanjutnya ekosistem lebih besar yang namanya mobil listrik, yang ke depan mau enggak mau semua negara akan cari ini,” ujarnya.


Sehingga, tantangan bagi Indonesia adalah kondisi geografis mengingat bahan-bahan tambang yang dibutuhkan untuk EV-battery tersebar di beberapa daerah. Contohnya, nikel di Sulawesi dan Maluku Utara, tembaga di Papua dan Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), bauksit di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau, serta timah di Bangka Belitung.

Oleh karena itu, Indonesia harus berani mengintegrasikan itu semua melalui pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) demi menyatukan komponen-komponen tersebut menjadi EV-battery hingga mobil listrik.


Baca Juga: Bahlil Klaim Hilirisasi 21 Komoditas Berpotensi Datangkan Investasi USD545,3 Miliar

Halaman:

Editor: Rusdiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ingin Ekosistem Baterai Listrik Dipercepat

Kamis, 1 Juni 2023 | 12:06 WIB
X