Jadi Pengirim Haji Terbanyak, KJRI Targetkan Produk Indonesia Penuhi 30 Persen Kebutuhan Jemaah

- Minggu, 5 Februari 2023 | 19:49 WIB
Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono. (Kemenag)
Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono. (Kemenag)

INFO INDONESIA. JAKARTA – Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah berupaya membuka kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi sebagai program strategis mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

KJRI menargetkan bisa memenuhi 30 persen kebutuhan makanan dan minuman untuk jemaah haji Indonesia dalam tiga tahun ke depan.

Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono, menjelaskan, selama ini proporsi produk Indonesia yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia masih sangat kecil, yakni baru sekitar 10 persen.

Padahal, nilai makanan dan minuman yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia mencapai Rp500 milyar.

Salah satu upaya yang dilakukan KJRI untuk mencapai target 30 persen adalah menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE) yang digelar di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah, 1-2 Februari 2023.

Baca Juga: Calon Jemaah Jangan Risau Karena Biaya Haji Belum Final, Kemenag Usung Prinsip Berkeadilan dan Berkelanjutan

Kegiatan ini diikuti 21 eksportir Indonesia dan 9 importir produk Indonesia di Arab Saudi. Selain itu, ikut juga sekitar 40 perusahaan penyedia layanan katering di Arab Saudi, baik dari Makkah maupun Madinah.

“Lebih 300 pengunjung hadir dalam IHE 2023. Selain eksportir Indonesia, importir Saudi, dan katering Saudi, hadir juga Kadin Indonesia, Kadin Makkah dan Jeddah, serta perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, dan KKP," ungkap Eko dikutip dari laman resmi Kementerian Agama di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

Eko mengatakan, dengan mempertemukan calon supplier Indonesia dan pengguna dari Arab Saudi, diharapkan akan tercapai kesepakatan dagang dengan harga dan kualitas produk yang baik untuk haji, khususnya untuk makanan dan minuman.

Eko menilai, IHE 2023 mendapat sambutan positif dari Arab Saudi, khususnya para importir. Namun, eksportir Indonesia harus dapat memenuhi persyaratan agar produknya bisa masuk, terutama dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Sebab, tanpa sertifikasi SFDA, produk Indonesia sulit masuk, sehingga itu harus segera diselesaikan.

Baca Juga: Bipih dan Nilai Manfaat Harus Proporsional, BPKH: Jaga Keberlangsungan Keuangan Haji

“Sebagian dalam proses, seperti beras dan ikan. Ke depan, kami sudah minta pengusaha kita untuk terus proses perizinan untuk produk-produk lainnya, sehingga tahun-tahun berikutnya dapat masuk Saudi dan bisa dipakai haji,” terangnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, mengatakan, program tersebut selaras dengan misi PHU dalam menguatkan ekosistem ekonomi haji. Apalagi, dimensi penyelenggaraan haji tidak hanya ibadah, tapi juga perniagaan.

“Kami di Indonesia juga sudah tiga kali mengadakan pameran sejenis. Semoga ekosistem ekonomi haji di Indonesia makin kuat,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Rusdiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bahas Sejumlah Isu dengan Norwegia

Sabtu, 18 Maret 2023 | 08:23 WIB

Perkuat Kerja Sama Investasi dengan Arab Saudi

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:33 WIB

Sri Mulyani Happy, Pajak Tetap Terjaga

Jumat, 17 Maret 2023 | 08:46 WIB
X