INFO INDONESIA. JAKARTA – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022 dan menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31 persen.
Agus mengungkapkan, industri pengolahan nonmigas tumbuh secara impresif di angka 5,01 persen sepanjang 2022 atau lebih tinggi dibanding capaian pada 2021 sebesar 3,67 persen.
Adapun realisasi investasi industri manufaktur pada 2022 mencapai Rp497,7 triliun. Selain itu, peningkatan investasi di sektor industri juga akan mendongkrak serapan tenaga kerja. Pada 2022, total serapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,11 juta orang. Sedangkan, pada 2023 diperkirakan sebanyak 19,2-20,2 juta orang.
Agus menuturkan, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 mencapai USD206,35 miliar, naik 16,45 persen dari 2021 sebesar USD177,2 miliar dan ditargetkan dapat meningkat hingga USD225-245 miliar pada 2023.
Baca Juga: Ekspor Mobil Capai 473 Ribu Unit Sepanjang 2022, Hasilkan Surplus Devisa USD3,4 Miliar
Di tengah perlambatan ekonomi global, kata Agus, utilisasi sektor industri manufaktur rata-rata sudah berada di atas 71 persen. Artinya, aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja yang gemilang ini. Sektor industri menufaktur konsisten memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian nasional. Selain itu, pertumbuhan industri di atas lima persen ini juga mengartikan bahwa ekonomi Indonesia sudah kembali pulih dan bangkit,” kata Agus dikutip dari laman resmi Kemenperin, Selasa (7/2/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada tiga sektor manufaktur yang menjadi sumber penopang ekonomi pada 2022. Industri makanan dan minuman tumbuh 4,90 persen, industri alat angkutan tumbuh 10,67 persen, serta industri logam dasar tumbuh 14,80 persen.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Hilirisasi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
“Pertumbuhan industri makanan dan minuman dipacu oleh peningkatan produksi komoditas mamin serta meningkatnya ekspor CPO akibat tingginya permintaan global,” ujar Agus.
Pertumbuhan industri alat angkutan melaju karena didukung oleh kebijakan diskon PPnBM sepanjang 2022. Sementara, pertumbuhan di industri logam dasar lantaran didorong oleh peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang seiring membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.
Sebelumnya, Agus memproyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nasional sepanjang 2022 mencapai 5,01 persen dan tahun ini ditargetkan sebesar 5,1-5,4 persen.
“Masuknya sejumlah investasi di beberapa sektor diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur,” jelasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sindir OJK Soal Hilirisasi, Potensinya Ratusan Miliar Dollar
Artikel Terkait
Bahlil Klaim Hilirisasi 21 Komoditas Berpotensi Datangkan Investasi USD545,3 Miliar
Bahlil dan Presiden Jokowi Kompak Sindir Perbankan Susah Beri Kredit Untuk Hilirisasi
Diprediksi Serap 99 Ribu Tenaga Kerja, Investasi KEK Kura-Kura Bali Ditargetkan Capai Rp104 Triliun
Peluang Masih Sangat Besar, Potensi Energi Baru dan Terbarukan Capai 3.686 Gigawatt