INFO INDONESIA. JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi 2022 berada di angka 5,3 persen (yoy), atau jauh lebih tinggi dibandingkan 2021 yang tumbuh 3,7 persen.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, salah satu yang mengantar pertumbuhan ekonomi 2022 melejit adalah baiknya kinerja APBN.
Sri Mulyani mengatakan, hal itu terlihat dari defisit APBN yang hanya sebesar 2,38 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp464,3 triliun, yang berasal dari realisasi belanja negara Rp3.090,8 triliun dan pendapatan negara Rp2.626,4 triliun.
“Alhamdulillah meski sejak 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: Mendagri Berharap Pertumbuhan Ekonomi Melesat Usai PPKM Dihentikan
Sri Mulyani menuturkan, peran APBN sebagai peredam kejut (shock absorber) menjadi demikian krusial di tengah eskalasi gejolak global pada 2022.
Apalagi, disrupsi di sisi suplai akibat meningkatnya optimisme perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum diikuti dengan perbaikan sisi produksi, telah menyebabkan naiknya tekanan inflasi.
Selain itu, perang di Ukraina kemudian mengakibatkan gangguan pasokan, sehingga harga komoditas, khususnya pangan dan energi, melonjak tajam. Akibatnya, banyak negara menghadapi tekanan inflasi yang sangat tinggi.
Bendahara Negara itu menyebut, inflasi di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan Eropa, mencatatkan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Namun, transmisi global dampak inflasi tinggi ke domestik dapat ditekan dengan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai peredam kejut.
Sri Mulyani menambahkan, untuk mengendalikan inflasi, pemerintah menggulirkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng, penambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi, penambahan BLT penyesuaian harga BBM, bantuan subsidi upah, serta penguatan dana transfer ke daerah.
Inflasi domestik pun dapat terkendali pada level yang moderat, yakni hanya 5,5 persen pada 2022. Sehingga daya beli masyarakat dan keberlanjutan pemulihan ekonomi terjaga.
Baca Juga: Industri Manufaktur Tumbuh Impresif Topang Ekonomi Nasional
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Tegaskan Hilirisasi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
Harga Beras Makin Mahal, Sumbang Inflasi Terbesar Januari 2023
Jadi Pengirim Haji Terbanyak, KJRI Targetkan Produk Indonesia Penuhi 30 Persen Kebutuhan Jemaah
Beri Tips Tingkatkan PAD Papua, Mendagri: Jangan Persulit Masuknya Investor
Presiden Jokowi Sindir OJK Soal Hilirisasi, Potensinya Ratusan Miliar Dollar