Mengapa Berpuasa?

- Minggu, 26 Maret 2023 | 14:50 WIB
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin. (Humas Kemenag)
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin. (Humas Kemenag)

INFO INDONESIA. JAKARTA - Mengapa kita berpuasa, salat, berhaji, dan berzakat? Agar kita bertakwa, agar kita semakin dekat kepada Allah Swt. Demikian di antara jawaban yang dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Namun, hakikat sesungguhnya hanyalah Allah yang mengetahuinya. 

Dalam konteks ibadah mahdhah, sebagai hamba Allah, kita melaksanakannya dengan ketundukan otentik dan kepasrahan total, dan menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya, tanpa harus bertanya mengapa. 

Mengapa? Sebab, ibadah yang dilaksanakan adalah bentuk penyerahan diri secara absolut dan bentuk cinta tanpa syarat kepada-Nya. Saat kita beribadah, kita sedang merefleksikan versi ter-genuine diri kita sebagai hamba.

Sebagai ibadah yang sangat pribadi dan personal, puasa adalah bisnis antara hamba dengan Tuhannya (kullu ‘amal ibn Adam lahu illas-shiyaam, fainnahu lii wa ana ajzi bihi). Puasa adalah hidangan rohani, suguhan langit, nutrisi jiwa, purifikasi spiritual, yang akan menghapus kebencian, kepongahan, iri hati dan segala penyakit hati. Akhirnya puasa akan mempertajam spiritualitas dan memperhalus sensitivitas diri seorang hamba yang di dalamnya terdapat dimensi ketuhanan dan kemanusiaan. 

Dalam hadis dikatakan bahwa puasa adalah perisai (al-siyaamu junnatun), yang secara alamiah akan memproteksi orang yang berpuasa dari hal-hal yang melenceng. Dalam Al-Qur’an, puasa adalah medium yang akan mengantarkan kita untuk mencapai gelar taqwa (la’allakum tattaquun). 

Saat berpuasa, seorang hamba sedang melakukan purifikasi jiwa dan sekaligus pendakian spiritual untuk menemui Sang Khalik (farhatun inda liqaa’i rabbih). Amaliah Ramadhan seperti tarawih, tadarus Al-Qur’an, qiyaamul-lail, berinfak, bersedekah adalah fitur fitur yang akan mengantarkan orang berpuasa untuk semakin dekat kepada-Nya.

Puasa yang dilaksanakan dengan sepenuh jiwa akan mentransformasi spiritualitas hamba yang akan mewujud dalam berbagai dimensi, baik dimensi spiritual transenden maupun dimensi sosial horizontal.

 

Dimensi Spiritual

Saat seluruh panca indra berpuasa, seorang hamba merasa sepenuhnya diawasi oleh Allah. Seluruh pikiran, hati, jiwa dan raganya secara sinergis membangun ekosistem perilaku yang selalu menjaganya selalu merasa berada dalam pengawasan-Nya, sehingga tidak akan melakukan hal hal yang akan membatalkan puasanya. 

Walhasil, puasa adalah tentang merasakan kehadiran Allah yang Mahahadir (omnipresent) dalam setiap tarikan nafas kita. Sebab, tak satu detik pun Tuhan tidur, lalai, dan absen dari pengawasan dan pemantauan-Nya terhadap hamba-Nya. 

Puasa adalah tentang kesadaran penuh akan kerendahan diri seorang hamba di hadapan Yang Maha Mulia. Puasa adalah tentang kepasrahan total di hadapan Yang Maha Agung. Puasa adalah wujud cinta dan penghambaan otentik kepada Sang Pencipta. Karenanya, puasa seyogyanya menjadi penuntun rohani agar kita selalu di jalan-Nya dan perisai yang akan memproteksi kita dari ketakterkendalian diri, kesombongan, kepongahan, dan keangkuhan.

Puasa akan mendekatkan diri kita kepada-Nya; kedekatan otentik yang dirasakan secara genuine. Merasakan kedekatan Tuhan akan membuat kita mencintai-Nya dan menyayangi makhluk-Nya. Karena kita sadar bahwa kita adalah satu kesatuan makhluk. Menyayangi orang lain, hakikatnya adalah menyayangi pencipta-Nya dan menyayangi diri sendiri. 

Begitu pula sebaliknya. Jika kita merasa dekat kepada Tuhan tapi mengabaikan, menjauhkan, dan bahkan menyakiti orang lain, mungkin kedekatan itu hanyalah imajiner, palsu, atau semu belaka.

Halaman:

Editor: Rusdiyono

Tags

Terkini

Kesantunan Bermedsos

Jumat, 12 Mei 2023 | 23:00 WIB

Mengembalikan Fitrah Informasi

Jumat, 28 April 2023 | 23:45 WIB

Lebaran Bersama Muhammadiyah dan NU

Kamis, 20 April 2023 | 22:52 WIB

Kurikulum Merdeka dan Madrasah Mandiri-Berprestasi

Minggu, 16 April 2023 | 16:10 WIB

Memoderasi Tradisi Membangunkan Sahur

Senin, 10 April 2023 | 06:37 WIB

Untuk Dikerjakan Serius, Bukan Dibicarakan Terus

Jumat, 7 April 2023 | 14:31 WIB

Beragama di Era Google

Senin, 3 April 2023 | 08:52 WIB

Ramadhan dan Dakwah Transformatif

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:08 WIB

Agama dan Sustainable Development Goals (SDGs)

Selasa, 28 Maret 2023 | 07:00 WIB

Jalan Tengah: Memberi dan Memberi

Senin, 27 Maret 2023 | 14:30 WIB

Mengapa Berpuasa?

Minggu, 26 Maret 2023 | 14:50 WIB

Pesantren dan Tradisi Lapis Spiritual

Jumat, 24 Maret 2023 | 14:26 WIB

Perselisihan Sastra Atau Politik

Jumat, 17 Maret 2023 | 00:09 WIB

Mimpi Prabowo dan Fenomena Anies

Senin, 6 Maret 2023 | 18:50 WIB
X