Outlook 2023 Pendidikan Madrasah: Tantangan dan Peluang

- Rabu, 18 Januari 2023 | 19:55 WIB
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, Mohamad Isom. (Kemenag)
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, Mohamad Isom. (Kemenag)

INFO INDONESIA. JAKARTA - Sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, perkembangan madrasah dalam sepuluh tahun terakhir ini menarik diamati. Hal ini, paling tidak, bisa diukur dari lima indikator. 

Pertama, meningkatnya kepercayaan masyarakat pada pendidikan madrasah. Kedua, prestasi di bidang akademik, termasuk olimpiade, baik tingkat nasional maupun internasional. Ketiga, alumni-alumni yang diterima di perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Keempat, fasilitas pendidikan yang sudah mulai memadai, paling tidak untuk madrasah negeri yang didanai melalui SBSN (Surat Berharga Sukuk Nasional). Kelima, kiprah alumni di kancah nasional dan internasional di berbagai bidang. 

Meskipun begitu, pendidikan madrasah senantiasa dihadapkan dengan berbagai tantangan (challenge) yang harus dijawab dari tahun ke tahun, dan sekaligus diberikan kesempatan (opportunity) yang harus diambil.

Di awal 2023, refleksi tentang pendidikan madrasah mesti dilakukan oleh semua stakeholder madrasah sebagai langkah awal perbaikan pendidikan madrasah ke depan.

Kalau dipetakan secara umum, problematika pendidikan madrasah yang terjadi dan sedang dihadapi saat ini berpusat pada kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidik, dan koordinasi antar lembaga/kementerian. 

Pertama, kurikulum. Implementasi Kurikulum Merdeka (KM) masih belum masif. Jangankan Kurikulum Merdeka yang baru di-launching awal 2022, Kurikulum 2013 (kurikulum sebelumnya) saja belum 100 persen terimplementasikan di madrasah. Alih-alih mengimplmentasikan KM, guru-guru masih kebingungan kurikulum mana yang harus dipakai. 

Tampaknya diperlukan waktu dan dana yang cukup besar untuk melakukan sosialisasi (terlebih dahulu) ke kepala madrasah dan guru untuk implementasi KM tersebut.

Problem lainnya, belum ada konsolidasi dan integrasi antara Kementerian Agama (selaku pemegang kebijakan terkait pendidikan madrasah) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (selaku pemegang kebijakan pendidikan nasional) dalam hal implementasi Kurikulum Merdeka.

Perlu duduk bareng untuk merumuskan implementasi Kurikulum Merdeka secara berkesinambungan, terprogram dan sistematis milestonenya.

Kedua, sarana dan prasarana. Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan madrasah belum maksimal hingga saat ini, terutama untuk madrasah-madrasah swasta. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan dana selalu menjadi alasan utama. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah, mau tidak mau, madrasah musti menambah ruang-ruang belajar yang baru, menambah fasilitas-fasilitas pendidikan lainnya yang menunjang iklim akademik di madrasah akibat dari gemuknya jumlah siswa. 

Beban sarana dan prasarana untuk madrasah tentu tidak bisa ditimpakan seluruhnya kepada pemerintah. Direktorat KSKK Madrasah pernah melakukan simulasi bantuan rehab berat dan sedang untuk madrasah-madrasah swasta dengan jumlah anggaran yang ada sekarang ini.

Mereka (madrasah swasta) baru bisa mendapatkan bantuan dari anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Direktorat Pendidikan Islam itu setelah antri 20-25 tahun. 

Harus ada skema-skema terobosan lain untuk menjawab itu. Misalnya, kolaborasi dengan pihak swasta yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan madrasah, seperti BAZNAS, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dunia perbankan atau mungkin lembaga-lembaga donor internasional, seperti World Bank.

Intinya, skema kemandirian madrasah perlu dipromosikan, bagaimana madrasah mampu membiayai dirinya sendiri melalui unit-unit usaha yang menjanjikan. Mungkin, hal ini sudah dilakukan oleh sejumlah madrasah yang memiliki basis pesantren. Namun, belum menjadi sebuah gerakan yang massif, untuk mengatakan tidak ada sama sekali.

Halaman:

Editor: Rusdiyono

Terkini

Ramadhan dan Dakwah Transformatif

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:08 WIB

Agama dan Sustainable Development Goals (SDGs)

Selasa, 28 Maret 2023 | 07:00 WIB

Jalan Tengah: Memberi dan Memberi

Senin, 27 Maret 2023 | 14:30 WIB

Mengapa Berpuasa?

Minggu, 26 Maret 2023 | 14:50 WIB

Pesantren dan Tradisi Lapis Spiritual

Jumat, 24 Maret 2023 | 14:26 WIB

Perselisihan Sastra Atau Politik

Jumat, 17 Maret 2023 | 00:09 WIB

Mimpi Prabowo dan Fenomena Anies

Senin, 6 Maret 2023 | 18:50 WIB

Waktunya Pemimpin di Banten Muhasabah Diri

Selasa, 6 Desember 2022 | 16:56 WIB

Aspek Gender Dalam Mitigasi Bencana

Selasa, 6 Desember 2022 | 15:51 WIB

KIB dan Harapan Rakyat Menuju 2024

Senin, 5 Desember 2022 | 14:37 WIB

Menjadi Pemantau Pemilu Adalah Wujud Kecintaan Pada NKRI

Selasa, 29 November 2022 | 06:40 WIB

Partai Politik Vs Organisasi Relawan

Kamis, 3 November 2022 | 15:06 WIB
X