INFO INDONESIA. JAKARTA - Pengamat Politik Karyono Wibowo melayangkan somasi kepada beberapa media online, terkait pemberitaan dirinya yang dikesankan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan menyarankan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mencalonkan Ganjar di Pemilihan Presiden 2024.
Saat berbincang dengan Info Indonesia, Senin (29/11/2021), Karyono menyampaikan dirinya tidak pernah membuat pernyataan seperti dimuat beberapa media massa, yang dilayangkan somasi olehnya.
Secara tegas Karyono menyebut namanya dicatut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) itu pun menyayangkan media-media yang mempublikasikan berita tersebut tanpa konfirmasi.
"Itu kan berangkat dari rilis dikirm oleh seseorang ke media. Mencatut nama saya. Pidana itu," kata Karyono.
"Itu dibikin seolah-olah wawancara pada tanggal 27 kemarin (27 November 2021), padahal tidak pernah wawancara," kata Karyono.
Karyono mengungkapkan, ada beberapa media yang sudah menyampaikan permohonan maaf atas pemberitaan yang tidak benar tersebut, antara lain Republika.co.id dan Tribunnews.com.
"Nah makanya media-media kemarin saya somasi supaya paham untuk pembelajaran agar ke depan tidak terulang kembali. Ada sih beberapa akhirnya permohonan maaf seperti Tribun, Republika, cuma ada beberapa media yang masih muat dan sekarang sedang saya somasi. Ada Gelora, ada Moeslim Choice dan beberapa lain lain," kata Karyono.
"Saya menggunakan hak saya, permintaan saya kan cuma itu, permohonan maaf saja, dan mengklarifikasi bahwa saya tidak pernah diwawancarai," kata Karyono.
Sementara itu, dalam surat somasi yang dibuat pada tanggal 28 November 2021, Karyono melayangkan somasi kepada enam media massa online. Dia meminta agar berita tersebut diturunkan.
"Dengan ini saya menyampaikan teguran keras (sommatie), kepada media online wartaekonomi.co.id; hetanews.com; rmol.id; gelora.co; terdepan.id; dan moeslimchoice.com, agar takedown pemberitaan berkaitan dengan pencatuman nama saya dalam berita tersebut dan selanjutnya membuat permohonan maaf melalui 1 X 24 jam setelah tanggal surat somasi ini dibuat, dan yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka kepada publik melalui keterangan resminya pada laman berita masing-masing," demikian isi surat somasi yang dibuat Karyono, sebagaimana tertulis pada poin 7.
Pada poin ke-8 dalam surat somasinya, Karyono mengatakan akan mengajukan tuntutan hukum, baik Pidana maupun Perdata, jika media-media tersebut tidak mengindahkan surat somasi yang dilayangkannya.
"Apabila media online wartaekonomi.co.id; hetanews.com; rmol.id; gelora.co; terdepan.id; dan moeslimchoice.com, mengabaikan atau tidak mengindahkan surat somasi ini, maka saya akan segera melakukan pengaduan kepada Dewan Pers, termasuk penegak hukum terkait disebarkannya berita bohong/hoax, oleh karenanya saya memiliki hak untuk mengajukan tuntutan hukum baik Pidana maupun Perdata."
Berdasarkan penelusuran redaksi, situs berita republika.co.id telah menyampaikan permohonan maaf dan menghapus berita dengan judul "Pengamat Sarankan PDIP Calonkan Ganjar di Pilpres 2024", yang dipermasalahkan Karyono.
"Mohon maaf berita ini kami hapus, karena berita ini bersumber dari pers rilis yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya," tulis republika.co.id.