INFO INDONESIA. SURABAYA - Wakil Presiden RI, Maruf Amin, menyampaikan, masa libur Ramadan 1443 Hijriah kali ini akan menjadi salah satu faktor penentu Indonesia untuk memasuki masa endemi COVID-19.
"Hari raya ini, Ramadan ini menentukan apakah nanti akan masuk endemi atau masih kita di dalam pandemi," kata Wapres di sela kunjungan kerja di Surabaya, Kamis (31/3/2022).
Wapres menjelaskan bahwa pemerintah mempersilakan masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran pada tahun ini. Syaratnya adalah pemudik harus sudah menerima vaksinasi penguat atau booster. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan selama melakukan mudik.
"Walau katanya tidak begitu berbahaya, tapi di daerah itu banyak orang tua yang lanjut usia. Yang rentan banyak sekali, banyak komorbid, banyak anak-anak," ujarnya.
Wapres juga meminta kepada pemerintah daerah, yang wilayahnya menjadi tujuan pemudik, supaya bersiap untuk menerima kemungkinan mudik dibuka tahun ini, kalau tidak ada lonjakan luar biasa.
Wapres berharap mudik bisa dilakukan oleh masyarakat dan tidak ada lonjakan kasus pasca-Lebaran. Sehingga Indonesia bisa berharap untuk memasuki masa endemi pasca-Ramadan.
"Sehingga kita bisa normal kembali," ujar Wapres.
Dalam acara Syiar Islam dan Tarhib Ramadhan 1443 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wapres mengingatkan, Bulan Suci Ramadan merupakan momentum umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta menumbuhkan solidaritas bangsa.
"Saya mengharapkan bulan Ramadan kali ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita, tumbuhnya solidaritas bangsa, serta kita bisa keluar dari pandemi," katanya.
Wapres menekankan tujuan berpuasa adalah untuk membentuk orang-orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Menurut Wapres, yang dimaksud takwa adalah kepatuhan menjalankan perintah-perintah Allah SWT, baik menjalankan perintah-Nya maupun dalam meninggalkan larangan-Nya.
"Orang yang berpuasa adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya dari perbuatan yang melanggar peraturan-peraturan Allah itu. Oleh karena itu, maka melalui puasa itu orang bisa mengendalikan dirinya, menjadi orang yang bertakwa," paparnya.
Wapres kembali mengingatkan bahwa yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang bertakwa, bukan karena keturunan, ras atau suku bangsa atau harta dan jabatan. Semua manusia, apapun ras, suku bangsa, jabatan, berapa pun kekayaannya, berasal dari keturunan yang sama yaitu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yakni Adam dan Hawa.
"Jadi nilai perbedaannya itu hanya satu (karena ketakwaan). Karena ras, keturunan itu hanya melekat sejak lahir, bukan karena upaya-upaya dia untuk menjadi orang yang baik," jelasnya.