Setelah Dilantik Jadi Panglima TNI, Yudo Margono Harus Fokus Penguatan Kogabwilhan

- Senin, 28 November 2022 | 19:59 WIB
Pengamat Militer, Anton Aliabbas. (Linkedin)
Pengamat Militer, Anton Aliabbas. (Linkedin)

INFO INDONESIA. JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menyerahkan nama Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, sebagai calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa yang akan persiun 21 Desember 2022.

 

Menurut pengamat militer, Anton Aliabbas, Panglima TNI yang baru nantinya harus fokus kepada penguatan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan TNI. Hal itu mengingat terus meningkatnya dinamika di kawasan Laut China Selatan dan Asia Timur.

 

“Ada baiknya Laksamana Yudo Margono yang ditunjuk sebagai calon panglima TNI untuk memperkuat interoperabilitas Kogabwilhan," kata Anton di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Kogabwilhan yang dulu bernama Kowilhan di tubuh TNI bukanlah barang baru, sebab pernah diterapkan pada masa Orde Baru, saat TNI bernama ABRI. 

Anton mengatakan, sebagai mantan Panglima Kogabwilhan I TNI, Yudo Margono tentu saja sedikit banyak memahami tantangan yang dihadapi komando utama operasi TNI.

Oleh karena itu, penguatan interoperabilitas dan penggunaan kekuatan gabungan TNI menjadi penting untuk meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata menghadapi eskalasi ancaman, dinamika sengketa, atau pendadakan strategis maritim.

Pada sisi lain, Yudo Margono juga hendaknya dapat merealisasikan kebijakan terkait perubahan pendekatan dalam menangani konflik Papua. 

"Reorientasi militer di Papua dan Papua Barat hingga kini masih belum terlihat dengan jelas. Dan kebijakan ini adalah batu uji krusial untuk panglima mendatang," kata kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu.

Menurutnya, perubahan kebijakan di Papua penting karena memang masalah ini belum mendapatkan perubahan secara signifikan. Apalagi, isu Papua adalah yang masih menjadi problem keamanan nasional yang signifikan.

Kejelasan bagaimana pendekatan non kekerasan dan reorientasi militer pasca Daerah Otonomi Baru di Papua menjadi penting, mengingat sejauh ini yang muncul adalah kabar burung terkait rencana penambahan sejumlah komando teritorial di Bumi Cenderawasih.

"Wacana soal reorientasi sudah diungkapkan Jenderal TNI Andika Perkasa pada awal menjabat Panglima TNI. Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, juga sempat menyinggung soal pendekatan secara manusiawi di Papua. Agar pernyataan tersebut tidak hanya berhenti pada pada kata-kata, maka institusionalisasi dari ucapan tersebut menjadi penting," paparnya.

Meskipun tidak akan genap 12 bulan menjabat, Yudo Margono hendaknya juga ikut memikirkan bagaimana perbaikan kesejahteraan prajurit TNI.

Halaman:

Editor: Rusdiyono

Terkini

X