3. Resesi Global Tak Halangi Hasrat Travelling
Menurut Pegipegi Travel Report 2022, meskipun risiko resesi ekonomi diprediksi mencuat di 2023, tetapi sebanyak 80 persen responden tetap berencana traveling. Bahkan, sekitar 62 persen responden sudah memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan di 2023, di mana sebagian besar menuju destinasi domestik, serta 33 persen responden akan mengombinasikan destinasi domestik dan internasional untuk agenda traveling mereka.
Terlepas dari konteks risiko resesi, ada kenaikan minat traveling sebesar 24 persen, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2020. Ini menunjukkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan terhadap risiko COVID-19 berangsur menurun seiring pulihnya situasi pasca-pandemi yang turut menumbuhkan antusiasme masyarakat untuk traveling. Selain itu, isu resesi ekonomi global nampaknya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk traveling.
4. Health Tourisme Jadi Alternatif Liburan Menarik
Pencarian kata “healing” meningkat di Google Search sepanjang 2022 dan menjadi konsep baru dalam dunia travel. Hal ini turut menumbuhkan minat wellness tourism, baik secara global maupun di Indonesia.
Tren kata healing disertai popularitas wellness tourism membuat orang-orang sadar betapa traveling menjadi bagian penting dari kebutuhan hidup untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani.
Mendukung alternatif liburan dengan konsep health tourism, wisatawan akan lebih banyak mengunjungi tempat wisata alam yang bernuansa perdesaan di 2023. Para pelancong juga enggan membawa barang bawaan yang banyak dan memilih menggunakan moda transportasi kereta api daripada pesawat.
Meskipun health tourism dan wisata alam menjadi sepaket perjalanan menarik pada tahun ini, faktanya wisatawan tidak benar-benar sepenuhnya jauh dari kehidupan kota. Akan tetap ada keinginan mengeksplorasi tempat-tempat populer di tengah kota untuk mendapatkan pengalaman baru yang menginspirasi.
Tidak lupa, wisatawan juga ingin kesehatan fisik maupun mental terjamin selama perjalanan berlangsung. Maka dari itu, selain berwisata alam, wisatawan akan memanjakan diri dengan spa, relaksasi, maupun perjalanan spiritual atau retret.
5. Frugal Travel Akan Jadi Gaya Travelling Baru
Pengalokasian budget untuk traveling merupakan salah satu hal yang juga dipertimbangkan wisatawan pada tahun ini. Agar keinginan bepergian bisa terwujud di tahun yang disebut-sebut akan menghadapi isu resesi ekonomi global, maka turut mengubah gaya traveling masyarakat.
Berdasarkan data internal Pegipegi, sekitar 82 persen responden mengalokasikan budget secara rinci untuk kebutuhan traveling, mencakup biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kebutuhan lainnya. Rentang alokasi budget yang dikeluarkan untuk satu kali perjalanan yaitu sekitar Rp1-5 juta. Fenomena ini mengarah pada konsep frugal travel, di mana salah satu prinsipnya bepergian dengan biaya minim, akan menjadi salah satu tren traveling 2023.